Minggu, 04 Mei 2014

Pengendalian hama terpadu pada tanaman padi



Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan syarat mutlak. untuk penerapan teknologi strategi pengendaliannya sebagai berikut: menggunakan varietas tahan hama/penyakit2, menanam tanaman yang sehat, termasuk pengendalian dari aspek kultur teknis seperti pola tanam yang tepat, pergiliran tanaman, kebersihan lapang, waktu tanam yang tepat, pengelolaan tanah dan irigasi, menanam tanaman perangkap untuk mengendalikan tikus,pengamatan berkala di lapangan, pemanfaatan musuh alami, seperti: pemangsa (predator), misalnya laba-laba, capung, ular sawah, burung hantu, katak dlsb.

pengendalian secara mekanik seperti: menggunakan alat atau mengambil dengan tangan, menggunakan pagar, menggunakan perangkap, pengendalian secara fisik seperti menggunakan lampu perangkap, penggunaan pestisida hanya bila diperlukan dengan insektisida, fungisida atau molusida.Pengendalian hama dan penyakit utama tanaman padi seperti tikus, wereng, penggerek batang dan penyakit tungro, berikut uraiannya. Pengendalian Tikus :Pengendalian tikus dengan bubu dilakukan seawal mungkin, yaitu pada saat pengolahan tanah sampai panen. 

Pemasangan bubu dipersemaian maupun di pertanaman merupakan salah satu cara menekan populasi tikus. Pengendalian dengan racun tikus, terdapat dua macam racun yaitu racun akut (sangat beracun, membunuh tikus dengan cepat) dan racun kronis (membunuh tikus setelah makan berulang-ulang). Pengumpanan dengan racun akut efektif dilakukan pada saat bera menjelang musim hujan, pada saat itu sumber makanan tidak tersedia. Saat pertumbuhan vegetatif umpan diletakkan di pematang dengan jarak ± 50 m antar lokasi umpan. Pada fase bunting, umpan diletakkan pada petak sawah sejauh satu meter dari pematang, Saat padi berbunga hingga panen, tikus sedang bunting atau beranak, pengemposan dengan asap belerang atau karbit merupakan cara yang efektif. Pemasangan umpan pada fase ini tidak efektif, karena sumber makanan melimpah.

 Namun cara tersebut dapat dikombinasikan dengan memberikan umpan berupa kepingan gula merah/jawa di sarang tikus akan mengundang semut hitam/merah yang pada gilirannya akan menyerang anak-anak tikus karena ada bau manis bekas air susu tikus. Selain cara tersebut dapat pula dikombinasikan dengan penyemprotan pestisida organik PessO Plus 20cc per 14 liter air/sprayer ditambah 2-3cc minyak serimpi, semprot merata pada tanaman padi. Aroma menyengat dari ramuan tersebut akan menjauhkan tanaman dari pemangsa tikus.Pengendalian Wereng Coklat.Tanam serempak dalam areal atau hamparan yang luas - manfaatkan kelompok tani atau gapoktan desa atau kecamatan atau beberapa kecamatan, selang waktu tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 3 minggu, Laksanakan pergiliran varietas, Setiap varietas jangan ditanam lebih dari 2 kali berturut-turut dalam setahunnya, selingi dengan palawija, Pembuatan pesemaian dan penyediaan bibit sehat, Hindarkan pemupukan N (Urea) berlebihan. Pupuk dengan unsur Kalium (K) dapat mengurangi keparahan akibat serangan hama wereng, Pada tanaman terserang, keringkan petakan 3-4 hari.

            Segera setelah panen tunggul jerami dikomposkan kemudian di bajak, Apabila dalam pengamatan ditemukan lebih dari 5 ekor wereng saat tanaman berumur kurang 40 hari, dan lebih dari 20 ekor wereng pada tanaman berumur lebih dari 40 hari. Tanaman disemprot dengan insektisida organik PessO Plus 20-30cc per 14 liter air/sprayer dengan ditambah 2cc minyak kampak serta 10-20 cc pelembut pakaian [bisa diganti dengan 1 sendok makan detergen busa rendah non soda api contoh: merk attack] Selain alternatif tersebut dapat digunakan Biopestisida Ponomu untuk mengendalikan hama wereng dan walangsangit dengan cara: Sebelum digunakan sprayer harus dibersihkan dari bekas penyemprotan pestisida/fungisida/bakterisida kimia karena dapat mengurangi daya kerja Ponomu, karena ponomu berbahan aktif jamur-jamur pathogen khusus bagi organisme pengganggu tanaman tertentu seperti wereng dan walangsangit.

Ambil 1 sachet  30gram untuk 14 liter air/sprayer. Tutup rapat nozel pada sprayer sehingga dihasilkan semprotan kabut [mist]. Untuk hasil lebih baik dapat ditambahkan 10cc 4Plus atau 1 sendok makan gula pasir/jawa.*Semprot ke lahan yang terkena serangan wereng pada sore hari sesudah pukul 15.00. Penyemprotan dilakukan di atas permukaan tanaman dan ke bawah permukaan dengan cepat.Pengendalian Penyakit Tungro1.Segera setelah panen tanah dibajak agar singgang tidak tumbuh. Tanam seawal mungkin secara serempak. Tanam serempak dalam areal atau hamparan yang luas - manfaatkan kelompok tani atau gapoktan desa atau kecamatan atau beberapa kecamatan, selang waktu tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 3 minggu.2.Pergiliran tanaman padi - padi - palawija.3.Gunakan varietas tahan tungro seperti Mamberamo, IR-66, dan IR-74.4.Mencabut tanaman yang terserang.5.Pengendalian secara kimiawi dilakukan sejak di pesemaian dengan insektisida karbofuran (Furadan, Curater dll), atau dengan Confidor 5 WP.Pengendalian Penggerek Batang.

Sampai saat ini tidak ada varietas padi yang tahan terhadap penggerek batang. Tanam serempak dalam areal atau hamparan yang luas - manfaatkan kelompok tani atau gapoktan desa atau kecamatan atau beberapa kecamatan, selang waktu tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 3 minggu.2.Memotong jerami serendah mungkin dan di bakar.3.Hindarkan pemupukan N yang berlebihan, pupuk K dapat mengurangi keparahan akibat serangan penggerek batang.4.Segera setelah panen tunggul jerami dibakar dan dibajak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar