Pengertian Analisis Kelayakan usaha
Adalah
Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai
sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha.
Pengertian
layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan
dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit.
Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko kegagalan dalam
memasarkan produk dapat dihindari.
Tujuan
Studi Kelayakan Usaha
Adapun
Pokok Tujuan Kelayakan Usaha adalah :
Mengetahui
tingkat keuntungan terhadap alternatif investasi.
Mengadakan
penilaian terhadap alternatif investasi.
Menentukan
prioritas investasi, sehingga dapat dihindari investasi yang hanya memboroskan
sumber daya.
Ada
lima tujuan lainnya pentingnya melakukan studi kelayakan usaha yaitu :
1.
Menghindari risiko kerugian
Dalam
hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk
meminimalkan
risiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan
maupun
yang tidak dapat dikendalikan.
2.
Memudahkan perencanaan
Ramalan
tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, dapat mempermudah
dalam
melakukan perencanaan. Perencanaan tersebut, meliputi:
Berapa jumlah dana yang diperlukan
Kapan usaha akan dijalankan
Di mana lokasi usaha akan dibangun
Siapa yang akan melaksanakan
Bagaimana cara melaksanakannya
Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh
Bagaimana cara mengawasinya jika terjadi penyimpangan
3.
Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Rencana
yang sudah disusun akan dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap
usaha,
sehingga suatu pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis dan dapat tepat
sasaran
serta sesuai rencana.
4.
Memudahkan pengawasan
Pengawasan
ini perlu dilakukan agar tidak
terjadi
penyimpangan dari rencana yang telah disusun.
5.
Memudahkan pengendalian
Tujuan
dari pengendalian ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
yang
melenceng, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.
Aspek-aspek
dalam Penilaian kelayakan usaha
Secara
umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi kelayakan adalah:
1.
Aspek hukum
Dalam
aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan
dokumen
perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai ijin-ijin yang dimiliki.
Kelengkapan
dokumen sangat penting karena hal ini merupakan dasar hukum yang
harus
dipegang, apabila di kemudian hari timbul masalah.
Dokumen
yang diperlukan meliputi:
Akte
Pendirian Perusahaan dari Notaris, Bentuk badan usaha, serta keabsahannya dan
bentuk badan usaha tertentu, seperti PT dan Yayasan harus disahkan oleh
Departemen Kehakiman, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)
Di
samping dokumen di atas, perusahaan juga perlu memiliki ijin-ijin tertentu,
yaitu Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Departemen
Perdagangan,
Surat Ijin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Departemen Perindustrian, Ijin
domisili, diperoleh melalui kelurahan setempat, Ijin mendirikan bangunan (IMB),
diperoleh melalui pemerintah daerah setempat, Ijin gangguan, diperoleh melalui
kelurahan setempat
Selain
itu juga dibutuhkan beberapa dokumen penting lainnya, antara lain: Bukti diri
(KTP/SIM), Sertifikat tanah dan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)
2.
Aspek Pasar dan Pemasaran
Setiap
usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Dalam aspek
pasar
dan pemasaran, hal-hal yang perlu dijabarkan adalah;
Ada-tidaknya
pasar (konsumen)
Seberapa
besar pasar yang ada
Peta
kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis
Perilaku
konsumen
Strategi
yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut pasar
yang
ada.
Dalam penentuan pasar ada beberapa
kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu :
a)
Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang
menyatakan tingkat minat yang
memadai terhadap penawaran pasar.
b)
Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,
pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.
c)
Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang
akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan kebijakan
perusahaan. Dalam menentukan pasar tersebut maka akan dilakukan survei terhadap
populasi yang telah ditentukan.
Berikut teori dalam pemilihan populasi,
metode sampling, juga penetapan jumlah sampling dalam penelitian :
a. Memilih Populasi Survei
Survei
digunakan untuk memprediksi permintaan sebagai dasar untuk membuat keputusan
finansial. Dalam memilih populasi survei dengan tingkat akurasi dan
representasi tertentu dari fakta keseluruhan dengan pertimbangan teknik, waktu,
dan biaya maka dilakukan teknik sampling yang disebabkan banyaknya objek yang
harus diteliti.
b. Metode Sampling
Dalam garis besarnya terdapat dua macam
metode sampling, yaitu :
1.
Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi memiliki kemungkinan
dipilih yang sama besarnya. Terdiri dari Simple Random Sampling,
Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified Random
Sampling, Systematic Sampling, Cluster Sampling, Multistage Sampling.
2.
Non Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi tidak
memiliki kemungkinan yang sama besar, karena tidak diketahui dan dikenal
populasi yang sebenarnya. Terdiri dari Convenience Sampling, Judgment
Sampling, Quota Sampling, dan Snowball Sampling.
c.
Ukuran Sampling
Ukuran
sampel yang digunakan didasarkan pada jumlah minimum ukuran sampel yang
diperlukan, diperoleh dengan teknik perhitungan melalui suatu rumusan
matematis, serta ukuran sampel dalam suatu penelitian akan mempengaruhi valid
atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Teori yang dikemukakan oleh Gervitz
dalam bukunya.
3.
Aspek Keuangan
Dalam
aspek keuangan, hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi,
biaya-biaya
dan pendapatan yang akan diperoleh.
Besarnya
investasi berarti jumlah dana yang dibutuhkan, baik untuk modal investasi
pembelian
aktiva tetap maupun modal kerja, selain itu juga biaya-biaya yang
diperlukan
selama umur investasi dan pendapatan.
Untuk
dapat melakukan penilaian investasi, maka sebuah perusahaan harus
memubuat
laporan keuangan.
4.
Aspek Teknik/Operasi
Dalam
aspek teknis atau operasi, hal-hal yang perlu digambarkan adalah:
Lokasi
usaha
Lokasi
merupakan tempat melayani konsumen. Dengan demikian, maka perlu
dicari
lokasi yang tepat sebagai tempat usaha
Penentuan
layout/tata letak
Penentuan
layout perlu dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan
faktor
keamanan, kenyamanan, keindahan, efisiensi, biaya, fleksibilitas.
Kemudian
layout juga harus memudahkan untuk melakukan pemeliharaan
ruangan
atau gedung.
Teknologi
yang digunakan
Teknologi
yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini
dan
yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan luas produksi, supaya
tidak
terjadi kelebihan kapasitas.
Volume
produksi
Volume
produksi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan,
sehingga
tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kapasitas. Volume operasi
yang
berlebihan akan menimbulkan masalah dalam penyimpanan, sedangkan
volume
produksi yang kurang akan menyebabkan hilangnya pelanggan.
Bahan
baku dan bahan penolong
Bahan
baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus
cukup
tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan volume produksi.
Tenaga
kerja
Meliputi
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan kualifikasi yang sesuai
dengan
pekerjaan yang ada agar penyelesaian pekerjaan bisa lebih cepat, tepat
dan
hemat.
5.
Aspek Ekonomi Sosial
Dampak
ekonomi meliputi:
Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik maupun
masyarakat
yang di luar pabrik
Peningkatan pendapatan masyarakat
Dampak
sosial yang muncul akibat adanya usaha berupa tersedianya sarana
dan prasarana, antara lain:
Pembangunan
jalan
Penerangan
Sarana
telepon
Sarana
air minum
6.
Aspek Dampak Lingkungan
Dampak
terhadap air
Dampak
terhadap tanah
Dampak
terhadap udara
Dampak
terhadap kesehatan manusia
Macam-macam
analisa kelayakan usaha
Analisis
kelayakan usaha mencakup beberapa aspek antara lain: aspek pasar, aspek teknis
dan operasional, aspek finansial dan aspek lingkungan serta aspek legal.
Analisis kelayakan usaha yang disusun merupakan pedoman kerja, baik dalam
penanaman investasi, pengeluaran biaya, cara produksi, cara melakukan pemasaran
dan cara memperlakukan lingkungan organisasi. Dalam kenyataannya tidak semua
aspek harus diteliti, hanya aspek yang benar-benar dibutuhkan saja yang perlu
dianalisis untuk dibahas lebih lanjut.
Analisis
Aspek Pasar
Pemasaran
merupakan suatu fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan pasar,
mendefinisikan dan mengukur besarnya kebutuhan pasar tersebut, menentukan
produk atau jasa yang dilayani dan program-program yang sesuai untuk melayani
pasar yang ada dan meminta setiap jajaran organisasi untuk berusaha memberikan
pelayanan yang terbaik. Analisis aspek pasar merupakan variabel pertama dan
utama yang perlu dikaji dalam pembahasan studi kelayakan karena bilamana tidak
ada pasar pada unit usaha yang dikaji maka keputusan investasi perlu ditinjau
kembali. Dalam aspek ini dibahas mengenai peluang pasar, penetapan pasar, dan
langkah-langkah yang perlu dilakukan disamping kebijakan yang diperlukan. Dalam
penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah
penentuan pasar sasaran, yaitu :
a. Pasar
potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat yang memadai
terhadap penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen
yang mempunyai minat, pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar
tertentu.
c. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah
bagian dari pasar tersedia yang akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada
kesiapan dan kebijakan perusahaan. Dalam
menentukan pasar tersebut maka akan dilakukan survei terhadap populasi yang
telah ditentukan. Berikut teori dalam pemilihan populasi, metode sampling, juga penetapan
jumlah sampling dalam penelitian :
a. Memilih
Populasi Survei
Survei
digunakan untuk memprediksi permintaan sebagai dasar untuk membuat keputusan
finansial. Dalam memilih populasi survei dengan tingkat akurasi dan
representasi tertentu dari fakta keseluruhan dengan pertimbangan teknik, waktu,
dan biaya maka dilakukan teknik sampling yang disebabkan banyaknya objek yang
harus diteliti. Sampel anggota populasi diharapkan mewakili karakteristik dan
sifat anggota populasi, sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan dengan tingkat
kepercayaaan tertentu yang merupakan suatu kesimpulan dari objek populasi
secara keseluruhan.
b. Metode Sampling
Dalam garis besarnya terdapat dua macam metode
sampling, yaitu :
1. Probability
Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi memiliki kemungkinan dipilih
yang sama besarnya. Terdiri dari Simple Random Sampling, Proportionate
Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified Random Sampling,
Systematic Sampling, Cluster Sampling, Multistage Sampling.
2. Non
Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi tidak memiliki
kemungkinan yang sama besar, karena tidak diketahui dan dikenal populasi yang
sebenarnya. Terdiri dari Convenience Sampling, Judgment Sampling, Quota
Sampling, dan Snowball Sampling.
c. Ukuran
Sampling
Ukuran
sampel yang digunakan didasarkan pada jumlah minimum ukuran sampel yang
diperlukan, diperoleh dengan teknik perhitungan melalui suatu rumusan
matematis, serta ukuran sampel dalam suatu penelitian akan mempengaruhi valid
atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Teori yang dikemukakan oleh Gervitz
dalam bukunya “Developing New Product with TQM, halaman 92” yaitu
responden yang dibutuhkan sebagai sampel untuk suatu kuisioner ditentukan dari
populasi sebenarnya sebagai berikut :
1. Sampel minimal adalah 30, jika ukuran sampel kurang
dari 30 maka biasanya terlalu
kecil untuk menggambarkan kesimpulan yang diambil.
2. Jika populasi lebih dari 500, maka sampel yang
diambil berkisar antara 10 persen dari populasi.
3. Untuk populasi sekitar 5.000 sampel, ukuran
sampelnya sebaiknya antara 100-500.
4. Untuk populasi yang lebih besar dari 10.000 maka
sampel yang diambil seharusnya
berkisar antara 200-1000.
Aspek Teknis dan Operasional
Analisis aspek teknis dan operasional antara lain
menentukan jenis teknologi pada produk dan jasa yang dikaji. Beberapa faktor
yang dipertimbangkan dalam jenis teknologi antara lain :
1. Mengkaji implementasi sistem teknis layanan Personal
Info Services pada Flexi berdasarkan kondisi real.
2. Teknologi harus mudah untuk diterapkan.
3. Jenis
teknologi yang digunakan harus dapat menghasilkan standar mutu yang sesuai
dengan keinginan pasar.
4.
Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala produksi
yang ekonomis.
5. Pilihan
jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan
tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang diperlukan untuk
penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu bahan baku, baik
dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan proyek, serta
berpengaruh pada biaya.
6.
Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang
diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.
7. Perlu
juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak lain
di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah dapat
disetarakan dengan baik.
8. Perencanaan lokasi, perencanaan tenaga kerja. Pada
penelitian ini tentunya lokasi tempat diluncurkannya layanan Personal Info
Services pada Flexi sementara difokuskan di wilayah Bandung dan perencanaan
tenaga kerja disini yaitu berapa jumlah pegawai dari pegawai yang telah ada
yang dialokasikan sebagai pelaksana dan penanggung jawab program investasi
layanan Personal Info pada Flexi. Pengkajian
aspek teknis dalam studi kelayakan bisnis ini diperlukan untuk :
1.
Mengkaji pengimplementasian sistem teknis Personal Info pada Flexi
berdasarkan kondisi saat ini.
2.
Memperolah produk dan jasa dengan kebutuhan pasar, dikaitkan dengan kualitas
yang lebih baik, dan manfaat yang lebih besar dari produk yang ada saat ini
bagi pelanggan.
Aspek
Finansial
Aspek
finansial sangat memegang peranan penting dalam melakukan studi kelayakan
bisnis layanan Personal Info Services pada Flexi. PT.Telkom perlu
melakukan pengkajian lebih mengenai aspek-aspek pendapatan dan biaya yang
diperlukan dalam pengimplementasiannya. Hal ini dimaksudkan sebagai bahan
kajian pertimbangan tersendiri bagi pihak manajemen perusahaan dalam mengambil
langkah strategi terhadap penyelenggaraan bisnis layanan Personal Info
Services pada Flexi.Untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu
investasi diperlukan perhitungan dan analisis yang tepat untuk menilai dan
menentukan investasi yang menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis.
ANALISISUSAHATANI
Ilmu usaha tani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif untuk tujuan keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya; dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Efisiensi usaha tani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomis.
Dalam melakukan analisis usaha tani, seseorang dapat melakukannya menurut kepentingan untuk apa analisis usahatani yang dilakukannya. Dalam banyak pengalaman analisis usaha tani yang dilakukan oleh petani atau produsen memang dimaksudkan untuk tujuan mengetahui atau meneliti
a) Keunggulan komparatif (comparative effect)
b) Kenaikan hasil yang semakin menurun (law of diminishing returns)
c) Subsitusi (subsitution effect)
d) Pengeluaran biaya usaha tani (farm expenditure)
e) Biaya yang diluangkan (opportunity cost)
f) Pemilikan cabang usaha (macam tanaman lain apa yang dapat diusahakan)
g) Baku-timbang tujuan (goal trade-off)
Maksud dari tujuh macam analisis usahatani tersebut pada dasarnya sama, yaitu mencari informasi tentang keragaman suatu usaha tani yang dilihat dari berbagai aspek. Dalam melakukan analisis usahatani, peneliti hendaknya memperhatikan berbagai karakteristik usahatani yang ada dan selalu mengingat untuk apa analisis tersebut dilakukan.
Ilmu usaha tani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif untuk tujuan keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya; dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Efisiensi usaha tani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomis.
Dalam melakukan analisis usaha tani, seseorang dapat melakukannya menurut kepentingan untuk apa analisis usahatani yang dilakukannya. Dalam banyak pengalaman analisis usaha tani yang dilakukan oleh petani atau produsen memang dimaksudkan untuk tujuan mengetahui atau meneliti
a) Keunggulan komparatif (comparative effect)
b) Kenaikan hasil yang semakin menurun (law of diminishing returns)
c) Subsitusi (subsitution effect)
d) Pengeluaran biaya usaha tani (farm expenditure)
e) Biaya yang diluangkan (opportunity cost)
f) Pemilikan cabang usaha (macam tanaman lain apa yang dapat diusahakan)
g) Baku-timbang tujuan (goal trade-off)
Maksud dari tujuh macam analisis usahatani tersebut pada dasarnya sama, yaitu mencari informasi tentang keragaman suatu usaha tani yang dilihat dari berbagai aspek. Dalam melakukan analisis usahatani, peneliti hendaknya memperhatikan berbagai karakteristik usahatani yang ada dan selalu mengingat untuk apa analisis tersebut dilakukan.
Analisis
Kelayakan Finansial
Analisa
kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang
diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan.
Kebutuhan finansial dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda, tergantung
pada pemilihan alternatif yang ada bagi sebagian besar usaha baru. Contohnya,
komponen produk baru mungkin perlu dibuat dalam ruangan yang memerlukan
investasi pada mesin produksi dan mungkin juga bangunan. Sebaliknya, pembuatan
produk baru bisa disubkontrakkan kepada pensuplai di luar, disini perusahaan
pada dasarnya menjadi gudang penyimpanan dan operasi pemasaran bisa dilakukan
dengan investasi kecil dalam aset tetap. Pada kasus ini mungkin margin laba
dari perusahaan sangat kecil. Akan tetapi, pengembalian total dari modal yang
diinvestasikan bisa lebih tinggi dibandingkan kasus operasi terintegrasi penuh
di atas. Contoh di atas menunjukkan perbedaan kelayakan finansial dari usaha
baru. Diagram pulang pokok menunjukkan alternatif A (membeli dari sumber luar)
dengan biaya tetap rendah tetapi biaya variabel yang relatif tinggi dan
alternatif B (dibuat di pabrik sendiri) dengan biaya tetap yang tinggi dan
biaya variabel yang rendah.
Seperti
yang ditunjukkan di atas, alternatif A mempunyai titik pulang pokok yang lebih
rendah, sampai volume penjualan kurang dari 138.000 unit, keuntungan total yang
lebih tinggi. Keuntungan utama dari alternatif A adalah rendahnya tingkat
investasi pada aset tetap yang mungkin merupakan pertimbangan penting di dalam
memulai usaha baru.
Faktor
lain yang bisa mengubah kelayakan finansial dari usaha baru yang dimaksudkan
adalah jangkauan operasi. Produksi secara besar-besaran dari produk baru
mungkin membutuhkan investasi aset tetap yang besar dan mungkin biaya unit yang
relatif tinggi. Operasi skala kecil akan memerlukan investasi aset tetap yang
rendah. Walaupun biaya unit dari operasi skala kecil mungkin lebih tinggi,
konsentrasi usaha pemasaran pada pelanggan yang mau membayar harga yang lebih
tinggi juga akan memberikan tingkat pengembangan investasi (rate of return on
investment) yang memuaskan, tingkat pengembalian investasi dari operasi skala
besar mungkin kurang dari pada yang bisa diterima. Contoh-contoh tersebut
menunjukkan bahwa kelayakan usaha baru bergantung pada alternatif yang dipilih
untuk memulai usaha tersebut.
Analisis
kelayakan finansial dari usaha baru memerlukan pemilihan alternatif untuk
diterapkan. Pendekatan aanalitis bagi malah ini dipusatkan pada empat langkah
dasar:
1.
Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana-dana yang diperlukan untuk
operasional.
2.
Penentuan sumber daya finansial yang tersedi serta biaya-biayanya, yaitu berupa
pencapaian sumber dan dana biaya modal.
3.
Penentuan aliran kas di masa depan yang bisa diharapkan dari operasi dengan
cara analisa aliran kas pada selang waktu yang relatif singkat, biasanya
bulanan.
4.
Penentuan pengembalian yang diharapkan melalui analisa pengembalian dari
investasi.
terimaksih infonya, berguna bagi semua
BalasHapusmohon maaf apa ada daftar pustaka dari artikel ini ? terimakasih
BalasHapusterimakasih artikelnya sangat membantu para pengusaha baru untuk minimarket untuk memperhitunngkan kelayakan usaha minimarket tersebut.
BalasHapushttp://konsultan-minimarket-toserba.simplesite.com/
konsultan pendirian minimarket dan swalayan
Mau bertanya... kenapa kita menggunakan alat analisis pendapatan terhadap sautu usahatani?? penggunaaan alat analisis pendapatan ini diapliksikan terhadap apa ya sebaiknya? tujuan dan indikator penerapan alat analisis usahatani yaitu analisis pendapatan apa ya?? kalau boleh kirimkan jawabannya ke email saya terimakasih atikaauliapulungan@gmail.com
BalasHapusMau tanya daftarpusraka ?
BalasHapusmaaf mau tanya, apakah studi kelayakan hanya diperuntukan untuk usaha baru? apakah usaha yang sudah ada tidak dapat dilakukan studi kelayakan?
BalasHapusSiapakah yg melakukan analisis suatu usaha atau bisnis
BalasHapusApakah ada daftar Pustaka nya
BalasHapus